Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Nusantara    
 
Kasus Tanah
Warga Klaim PT Holcim Beli Tanah Bermasalah
Saturday 17 Sep 2011 22:52:38

Warga melakukan penyegelan terhadap tanah yang pembeliannya dianggap bermasalah itu (Foto: Istimewa)
TUBAN (BeritaHUKUM.com) – Usai melakukan demo menuntut Ali Mustain mundur sebagai kepala desa (Kades) pada Jumat (16/9) kemarin, kini puluhan warga Desa Merkawang kembali melakukan aksi serupa. Namun, kali ini mereka memasang tiang disertai tulisan yang menandakan bahwa tanah yang mereka patok masih dalam sengketa. Mereka menuding tanah tersebut dijual Kades kepada PT Holcim.

Penyegelan itu sendiri dilakukan warga, karena prusahaan asing itu tidak bisa menunjukan bukti transaksi atas pembelian tanah melalui PT Semen Dwima Agung kepada sejumlah warga, saat mereka mendatangi kantor PT Holcim di desa setempat Kamis (15/9) lalu.

“Aksi penyegelan ini kami lakukan sebagai tindak lanjut pertemuan kami dengan PT Holcim yang tidak ada titik temu. Pihak perusahaan tidak bisa menunjukan bukti transaksi dan tidak mau memberi data transaksi kepada warga,” kata seorang warga, Yusuf (32) di lokasi penyegelan, Sabtu (17/9).

Ditambahkan Yusuf, warga menilai bahwa proses penjualan tanah tersebut tidak sesuai prosedur, karena tidak mengundang warga setempat saat transaksi. “Kami tidak diundang dalam transaksi dan kita merasa kecewa dengan pemerintahan semacam ini. Jadi semua transaksi cacat hukum karena hanya beberapa penggarap saja yang didatangkan,” tegas mantan Ketua Koordinator Paguyuban Desa (KPD) bentukan PT Holcim perwakilan desa setempat.

Usai menyegel tanah, puluhan warga kembali ke desa dengan berkonvoi menggunakan sepeda motor. Mereka mengancam jika pihak perusahaan, dalam hal ini PT Holcim dan pemerintah desa tidak mengambil sikap atas tuntutan warga, mereka akan kembali menggelar demo.

Sebelumnya, kemarahan warga dipicu akibat tanah negara seluas 17,2 Hektar yang dibeli oleh PT Dwipa Agung dari penggarap untuk area produksi semen PT Holcim. Warga menuding Ali Mustain, selaku Kades Merkawang, Tuban, Jawa Timur itu sebagai penyebabnya yang memperlancar jalannya transaksi yang diduga melanggar hukum tersebut.(jbc/bwl)


 
Berita Terkait Kasus Tanah
 
Kompleksitas Hukum Kepemilikan Tanah di Kecamatan Medan Satria
 
Kata Pakar Hukum Agraria, Non Eksekutabel Sebelum Ingkrah
 
PT Damai Putra Group Tolak Eksekusi PN Bekasi, Langkah Tegas Melawan Ketidakadilan
 
Kuasa Hukum: Iwan Chandra Pemilik Resmi Surat Tanah 771 Persil 109 di Roa Malaka Tambora !
 
Titik Terang Temuan Satgas Anti Mafia Tanah Mabes Polri di Jalan Pasar Pagi No 126 Roa Malaka Tambora
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan
Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi
10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi
Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan
Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang
Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]