SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Layanan kesehatan kewalahan melayani pasien Covid-19, bahkan satu ranjang digunakan untuk dua pasien.
Karantina wilayah dan penerapan jaga jarak bisa mengatasi hal itu, namun vaksinasi juga penting.
Program vaksinasi di India berjalan lamban. Sejauh ini kurang dari 10% penduduknya telah mendapat vaksin dosis pertama dan kurang dari 2% mendapat dosis penuh.
Itulah gambaran yang terjadi dalam program vaksinasi di India, meskipun negara itu menjadi markas dari produsen vaksin terbesar di dunia, yakni Serum Institute of India
Faktor tersebut juga bisa menjelaskan mengapa lonjakan kasus di India juga berdampak pada negara-negara lain di dunia.
Sebagai contoh, pada Maret lalu ketika kasus mulai meningkat di sana, pihak berwenang setempat menghentikan sementara ekspor vaksin Oxford-AstraZeneca.
Larangan ekspor itu mencakup alokasi vaksin untuk skema PBB, Covax, yang ditujukan kepada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
Kebijakan tersebut tentu akan berdampak pada program vaksinasi di banyak negara. Pasalnya, India akan mengalokasikan lebih banyak vaksin untuk keperluan domestik, ketimbang mengekspornya, di tengah upaya menggenjot produksi.
Dalam situasi yang genting ini, para ilmuwan mengingatkan bahwa vaksinasi adalah prioritas.
"Kita harus menggalakkan vaksinasi secepat mungkin, jika tidak virus akan mencoba dan melakukan semua cara untuk terus menyebar dari satu orang ke orang lainnya," kata ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan
Secara global, pandemi ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, setelah virus menghancurkan negara demi negara. Dengan demikian, lapor wartawan BBC News urusan sains global, Rebecca Morelle, situasi di India merupakan pengingat suram bahwa tak seorang pun di dunia aman sampai semua orang aman.(BBC/bh/sya)