Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

White Crime    
 
Kasus Wisma Atlet
Menufandu Bantah Nazaruddin Tawari 1 Juta Dolar AS
Friday 16 Sep 2011 22:27:33

Michael Menufandu saat menemani M Nazaruddin di Bogota, Kolombia (Foto: Istimewa)
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Tim penyidik KPK telah memeriksa mantan Dubes RI untuk Kolombia, Michael Menufandu. Ia dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games 2011 untuk tersangka M Nazaruddin. Menufandu merupakan orang yang menemani dan menjaga Nazaruddin saat ditangkap hingga diserahkan kepada Interpol untuk dipulangkan ke Indonesia.

Michael Menufandu mengaku tidak ditanya banyak hal terkait penangkapan tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet M Nazaruddin saat di Kolombia pada awal Agustus lalu. "Saya hanya ditanya (jabatan) duta besar itu dasarnya apa. Ditanya tentang riwayat hidup saya, tidak ada hubungannya dengan Nazaruddin," ujarnya di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (16/9).

Satu-satunya pertanyaan yang diajukan penyidik kepadanya terkait Nazar, ujar Menufandu, hanyalah soal perkenalan di antara mereka. Menufandu mengaku, baru mengenal Nazaruddin setelah suami dari Neneng Sri Wahyuni itu tertangkap di Kolombia.

"Saya ditanya saya kenal dia (Nazaruddin) dimana? Tapi saya berkata saya tidak pernah kenal," katanya. Menufandu mengaku hanya dicecar 10 hingga 11 pertanyaan oleh penyidik KPK.

Dalam kesmepatan itu, Manufandu juga membantah pernah ditawari uang sebesar 1 juta dolar AS oleh M Nazaruddin. Ia juga membantah bahwa tas Nazaruddin bermaterikan compact disc (CD) dan flashdisk. "Tidak ada. Itu tidak benar," tegas dia.

Menufandu juga menegaskan dirinya tak pernah menjalin kesepakatan dengan Nazar. Dia mengaku profesional menjalankan tugasnya sebagai Dubes dalam menyikapi dan menindaklanjuti penangkapan Nazar di Kolombia. "Saya hanya melaksanakan tugas sebagai Dubes. Duta Besar itu hanya melindungi warga negara Indonesia," tuturnya.

Dubes yang bertugas di Kolombia selama dua tahun ini kembali memastikan istri M Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni tak berada bersama tersangka saat tertangkap di Kolombia. Ia juga membantah Neneng bertolak meninggalkan Kolombia ke Malaysia "Itu tidak ada. Itu tidak benar," ujar dia.

Neneng yang merupakan tersangka kasus korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya di Kemenakertrans pada 2008 yang hingga kini tidak diketahui dimana keberadaannya. Padahal, Neneng sudah resmi menyandang status buron interpol (kepolisian internasional) dan buron KPK waktu lalu.

Berdasarkan informasi terakgir dari Ditjen Imigrasi, Kemenkumham, Neneng terdeteksi telah meninggalkan Kolombia pada 25 Juli lalu. Neneng masuk ke Kolombia pada 22 Juli, bersama suaminya M Nazaruddin. Dari Kolombia lalu ke Malaysia. Ia diduga hingga kini masih berada di negeri jiran itu.(tnc/spr)


 
Berita Terkait Kasus Wisma Atlet
 
Pernyataan Yulianis, Diduga Fahri Hamzah Ikut Kecipratan Uang dari Nazaruddin
 
Elza Syarief: M Nazaruddin Akan Beberkan 30 Kasus Korupsi Baru Ke KPK
 
Lengkapi Berkas Anas, KPK Garap Angie
 
Kalah Banding di Pengadilan Tinggi, KPK Berniat Banding Hingga ke MA
 
KPK Telusuri Keterlibatan Gubernur Alex Noerdin
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]