TRIPOLI (BeritaHUKUM.com) – Pasukan pemerintahan transisi Libya (NTC) telah memasuki kota Bani Walid, salah satu benteng terakhir pendukung pasukan yang masih loyal pada Kolonel Muammar Khadafi. Pasukan pejuang menghadapi perlawanan keras dari loyalis Khadafi di kota yang terletak sekitar 170 km tenggara Tripoli itu.
Di kota itu diperkirakan masih ada 1.500 pendukung Khadafi. Sebelumnya, pada pekan lalu, pasukan NTC mundur dari kota itu dengan kekalahan telak. Namun, mereka tetap melakukan pengepungan terhadap kota tersebut.
Komandan Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, pasukannya mengepung Bani Walid sejak Minggu (16/10) dari arah utara dan selatan setelah sebelumnya melancarkan serangan artileri terhadap posisi petempur prokhadafi.
"Pagi ini kami menyerbu dari barat daya. Siangnya orang-orang kami sudah masuk kota. Tapi perlawanannya sengit sekali" kata komandan NTC Jamal Salem, seperti dikutip AFP, Senin (17/10).
Sementara pertempuran sengit juga terus berlanjut juga di kota kelahiran Khadafi, di Sirte. Komandan pasukan NTC mengorganisir kembali kekuatan dalam upaya untuk mencegah terjadinya bentrokan saling tembak antarsesama pasukan, yang sebelumnya diklaim telah menyebabkan laju pasukan mereka lambat.
Atas hal ini, mereka melakukan upaya koordinasi serangan bersama dengan pasukan NTC dari Misrata di barat kota itu akan tetap di posisi mereka, sementara pasukan dari Benghazi di timur mencoba bertahan di pusat kota. Meski demikian, situasi pertempuran tetap penuh kekacauan dan mematikan.
Selain soal pertempuran, NTC kini juga dipusingkan dengan urusan penegakan otoritasnya di seantero negeri. Muncul sejumlah laporan terjadinya penjarahan oleh pasukan perlawanan sekitar Sirte, saksi mata menyebut barang-barang curian dibawa dengan truk keluar kota itu. Truk-truk membawa traktor, alat berat sampai barang rumah tangga seperti karpet, kulkas, sampai meja-kursi juga dibawa kabur.
Sedangkan di Tripoli, mesin berat buldoser mulai meratakan komplek kediaman Gaddafi yang mirip benteng di Bab al-Aziziya. Menurut pemimpin NTC, sudah tiba saatnya "merontokkan simbol tirani".(bbc/sya)
|