Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Politik    
 
Krisis Papua
Keseriusan DPR Tangani Konflik Papua Dipertanyakan Pengamat
Friday 15 Jun 2012 17:25:48

Salah satu suku di Papua (Foto: Ist)
JAKARTA (BeritaHUKUm.com) – Penanganan Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam konflik di Papua dinilai kurang serius oleh pengamat sosial dan politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Saleh Daulay.

Dirinya menyatakan, DPR lebih serius terhadap isu politik seperti kasus korupsi besar maupun kecil. Sedangkan untuk persoalan Papua, DPR tidak begitu serius. "Jadi, kita bisa menuntut DPR membuat Panitia Khusus. Jangan hanya fokus kepada isu-isu politik, tapi isu-isu nasional seperti ini juga harus diprioritaskan," tutur Saleh saat ditemui wartawan di Gedung DPD di Jakarta, Jumat (15/6).

Saleh berpendapat, ada aktor intelektual dalam aksi kekerasan bersenjata yang terjadi di Papua. "Aktor-aktor intelektual inilah yang meraup untung dengan adanya penembakan-penembakan," ujarnya.

Sementara itu, Peneliti LIPI Adriana Elisabeth berpendapat senada. Dirinya mengungkapkan pemerintah kurang berdialog dengan Papua, terutama untuk penyelesaian konflik di sana. Pemerintah seharusnya melakukan konsultasi publik di seluruh Papua, baik dengan warga asli atau pendatang.

Adriana menyebut, Pemerintah sejauh ini sudah merespon untuk menggelar dialog politik dalam menyelesaikan masalah di Papua. "Presiden juga sudah merespon. Maka kita tinggal tunggu saja," imbuhnya.

Seperti diketahui, kondisi di Papua mencekam khususnya di Abepura pasca ditembaknya Mako Tabuni, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), hingga tewas. Akibat kejadian ini massa marah dan beringas di Abepura, Jayapura, Kamis (14/6).

KNPB disebut-sebut berideologi separatisme. Mako tewas ditembak di Perumnas 3 Waena, Abepura, Kamis pagi kemarin. Menurut Kapolda Papua Irjen Bigman Lumban Tobing, Mako ditembak karena melawan dan hendak merampas senjata petugas saat akan ditangkap. (knc/bie)



 
Berita Terkait Krisis Papua
 
Komisi I Berencana Membentuk Panja Papua
 
Tokoh Muda Papua: Pembangunan Integrasi di Papua Telah Gagal
 
Keseriusan DPR Tangani Konflik Papua Dipertanyakan Pengamat
 
Terkait Peristiwa Penembakan di Papua, DPR Akan Panggil Kapolda Papua
 
Pemimpin Kudeta Papua Nugini Langsung Diadili
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae
TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang
RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]