ARAB SAUDI, Berita HUKUM - Jumlah kasus kematian akibat Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) kini mencapai 282 orang, jauh lebih tinggi dibanding data sebelumnya. Sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan bulan lalu, jumlah pasien MERS yang meninggal dunia ternyata bukan 190 tetapi 282 sejauh ini.
Kasus MERS yang tercatat meningkat dari 575 menjadi 688. Saat ini terdapat 53 pasien yang masih dirawat, sementara 353 pasien telah sembuh.
Dengan peningkatan jumlah kematian akibat MERS, maka tingkat kematian virus ini di Arab Saudi adalah 41%, bukan 33% seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Peningkatan tersebut semakin menambah kekhawatiran akan MERS yang menyebabkan antara lain batuk-batuk, demam dan pneumonia, lapor wartawan BBC masalah Arab, Sebastian Usher.
Hal itu, lanjut Usher, juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lagi mengenai penanganan virus itu di Arab Saudi.
"Arab Saudi banyak dikecam karena kurang terbuka menerima bantuan ilmiah dari luar negeri yang mungkin dapat mencegah atau bahkan menghentikan penyebaran virus," lapor Sebastian Usher.
Sebelum pengumuman revisi data kematian akibat MERS, pemerintah Arab Saudi memberhentikan wakil menteri kesehatan, tetapi langkah itu dinilai tidak akan mengurangi kecaman terhadap pihak berwenang di sana.
Menteri Kesehatan Abdullah al-Rabiah dipecat terlebih dulu.(BBC/bhc/sya) |