Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Gaya Hidup    
 
Media
Haedar: Suara Muhammadiyah Merupakan Bagian dari Sejarah Berharga
2018-02-26 10:17:00

Tampak Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan para tokoh yang hadir saat acara peresmian Grha Suara Muhammadiyah (GSM) di Yogyakarta, pada, Minggu (25/2).(Foto: twitter/@muhammadiyah)
YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Muhammadiyah banyak meninggalkan sejarah penting bagi bangsa ini, baik sejarah tentang keumatan maupun kebangsaan. Salah satu sejarah yang ditorehkan Muhammadiyah adalah Suara Muhammadiyah (SM). Atas kiprahnya sebagai media syiar dakwah sejak 1915.

Disampaikan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammadiyah amat berbangga atas capaian ini. Muhammadiyah juga berterimakasih atas apresiasi yang diberikan oleh Dewan Pers atas penghargaan yang telah diberikan kepada SM.

"Suara Muhammadiyah adalah bagian sejarah yang berharga, kami berusaha untuk menggaungkan syiar Islam yang berkemajuan," ujar Haedar saat peresmian Grha Suara Muhammadiyah (GSM) pada, Minggu (25/2).

Pada acara peresmian gedung Grha Suara Muhammadiyah pada, Minggu (25/2), turut hadir Buya Syafii, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menkominfo Rudiantara, para anggota DPR, Kapolda DIY, para bupati/wakil bupati dan walikota se-DIY.

Haedar menambahkan, Muhammadiyah sebagai organisasi islam pencerahan yang berkemajuan, sejak awal kelahirannya sudah melibatkan media (SM) untuk keperluan syiar dakwah. Menurutnya, SM adalah bentuk dari tonggak Muhammadiyah yang harus terus dibangun.

"Muhammadiyah ini, dalam konteks keumatan akan terus menggelorakan spirit berkemajuan untuk Indonesia berkemajuan. Kemajuan menjadi sebuah kunci dari perubahan, kalau kita maju, kita bisa menciptakan perubahan untuk negeri kita. Sedangkan kalau kita tidak maju, kita akan jadi objek penderita," ungkapnya.

Haedar melanjutkan, kemajuan harus dilihat sebagai kontak peradaban yang jelas, peradaban yang mampu membawa pada islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
"Islam rahmatan lil alamin adalah nilai, nilai ini akan nyata ketika Islam itu berada di atas, menjadi jaya dan mempunyai pusat keunggulan," tuturnya.

Dengan adanya pusat keunggulan, Haedar mengatakan, Indonesia ini akan maju. Untuk keperluan kemajuan, Muhammadiyah ingin menunjukkan amaliyah yang berkemajuan untuk membawa bangsa yang berkemajuan pula.

"Muhammadiyah akan tulus membangun negara. Seluruh energi positif yang dimiliki Muhammadiyah siap bersinergi untuk membangun kekuatan bangsa," paparnya.(nisa/muhammadiyah/bh/sya)


 
Berita Terkait Media
 
LKPP Terima Pengaduan WAKOMINDO Terkait Diskriminasi Kerjasama Media di Pemerintahan Daerah
 
Biro PP Lakukan 'Media Visit' Massifikasi Informasi Kinerja DPR dan Persiapan IPU
 
Perselisihan Kapolrestro Depok-Wartawan Dimusyawarahkan, Kompolnas: Media Membantu Polri
 
Ketua Forwaka Laporkan Alfian Biga ke Polda Gorontalo
 
Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Ungkap Peran Penting Media di Masa Pandemi Covid-19
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Di Depan Jokowi, Khatib Masjid Istiqlal Ceramah soal Perubahan
Enam bulan pertikaian di Gaza dalam angka
Tradisi Idulfitri Sebagai Rekonsiliasi Sosial Terhadap Sesama
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Moralitas dan Spiritualitas Solusi Masalah Politik Nasional Maupun Global
Carut-Marut Soal Tambang, Mulyanto Sesalkan Ketiadaan Pejabat Definitif Ditjen Minerba
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi
100 Tokoh Deklarasi Tolak Pemilu Curang TSM, Desak Audit Forensik IT KPU
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]