Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Internasional    
 
Palestina
AS Desak Israel-Palestina Berunding
Wednesday 06 Aug 2014 18:15:12

Menlu AS John Kerry mendesak Israel-Palestina mulai membuka perundingan. Warga Gaza mulai mendatangi rumahnya masing-masing setelah gencatan senjata selam Warga Gaza mulai mendatangi rumahnya masing-masing setelah gencatan senjata selama tiga hari.(Foto: twitter)
AMERIKA, SERIKAT, Berita HUKUM - Menteri luar negeri AS John Kerry mendesak Israel dan Palestina untuk menindaklanjuti proses gencatan senjata di Gaza dengan mulai membuka perundingan.

Kerry mengatakan kepada BBC agar kedua pihak yang bertikai dapat memulai pembicaraan untuk merundingkan "solusi dua negara."

Kedua pihak menyepakati

Usulan Mesir untuk melakukan gencatan senjata di Gaza selama tiga hari, menghentikan konflik bersenjata sejak empat minggu lalu yang telah merenggut lebih dari 1.900 jiwa.

Israel dan Palestina telah mengirim delegasi ke Kairo untuk membahas kemungkinan gencatan senjata jangka panjang.

Kerry, dalam wawancara dengan Zeinab Badawi dalam acara BBC HARDtalk, mengatakan bahwa AS sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri terhadap serangan roket kelompok militan Hamas.

"Tidak ada negara yang bisa hidup dengan kondisi tersebut dan Amerika Serikat berdiri di belakang Israel untuk mempertahankan diri..." katanya.

Dia mengatakan bahwa Hamas, yang menguasai Gaza, telah "melakukan aksi yang sangat mengejutkan dan, ya, hasilnya adalah kehancuran".

'Solusi dua negara'

Ditanya apakah dia mendukung tuntutan Palestina agar Israel menarik pasukannya dari Gaza, Kerry mengatakan: "Apa yang ingin kami lakukan adalah mendukung rakyat Palestina untuk memperbaiki kehidupan mereka, mendapatkan makanan yang cukup, membuka perbatasan, serta memiliki kebebasan yang lebih besar."

Kerry menambahkan: "Saya percaya bahwa situasi (gencatan sejata) sekarang akan membuat kedua pihak untuk membuka lagi proses perundingan demi terciptanya solusi dua negara."

Israel telah menarik semua kekuatan militernya ke luar Gaza dan banyak warga wilayah itu mulai kembali ke rumahnya menyusul konflik selama sekitar empat minggu.

Para pejabat kesehatan di Gaza mengatakan hingga saat ini sekitar 1.860 warga Palestina tewas -sebagian besar warga sipil- dengan 9.400 cedera sejak awal konflik empat minggu lalu.

Di pihak Israel, 67 orang tewas namun hanya tiga warga sipil -termasuk seorang pekerja warga Thailand- dan selebihnya adalah tentara.

Sementara, Israel menyadap telepon Menteri Luar Negeri AS John Kerry sementara ia menengahi pembicaraan damai antara Otoritas Palestina dan negara Yahudi, sumber intelijen telah mengklaim.

Badan-badan intelijen Israel mencegat panggilan telepon Kerry dan mendengarkan percakapan melalui satelit ketika ia mencoba untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina awal tahun ini, majalah berita Jerman Der Spiegel melaporkan.

Pemerintah Israel kemudian menggunakan informasi yang diperoleh dari percakapan Kerry dalam negosiasi tersebut. Pembicaraan perdamaian yang dipimpin AS runtuh pada akhir April.

Departemen Luar Negeri AS dan Israel keduanya menolak permintaan Der Spiegel untuk komentar tentang masalah tersebut.(BBC/mashable/bhc/sya)


 
Berita Terkait Palestina
 
Enam bulan pertikaian di Gaza dalam angka
 
Israel Kembali Perangi Hamas di Gaza, Jeda Pertempuran Berakhir
 
HNW: Dukungan Presiden Jokowi Terhadap Kemerdekaan Palestina, Perlu Ditindaklanjuti Dengan Konkret
 
BKSAP Desak DK PBB Bentuk Pasukan Perdamaian untuk Palestina
 
HNW Mengutuk Keras Israel Yang Kembali Meneror Gaza
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]