Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Internasional    
 
Amerika Serikat
Siapa 'Dukun QAnon' yang Didakwa atas Kerusuhan di Gedung Capitol?
2021-01-12 11:01:42

Jacob Anthony Chansley dituduh sebagai lelaki yang dalam foto-foto terlihat mengenakan topi bulu dan bertanduk di Kongres pada Rabu lalu.(Foto: GETTY IMAGES)
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Pengikut paling terkenal teori konspirasi tak berdasar QAnon telah didakwa atas perannya dalam kerusuhan di Gedung Capitol AS.

Jacob Anthony Chansley, dikenal sebagai Jake Angeli, sedang dalam tahanan atas sejumlah dakwaan termasuk tindakan kekerasan dan perbuatan serampangan.

Chansley, yang menyebut dirinya "Si Dukun QAnon", diduga merupakan lelaki yang terlihat mengenakan topi bulu dan bertanduk, dengan wajah dicat, di dalam Kongres pada Rabu lalu.

FBI telah meminta bantuan publik untuk membawa para pelaku kerusuhan ke pengadilan.

Chansley belum berkomentar secara publik mengenai dakwaan yang diterimanya.

Pernyataan dari pengacara federal untuk Washington DC mengatakan: "Chansley diduga merupakan pria yang terlihat dalam liputan media memasuki gedung Capitol dengan mengenakan penutup kepala kulit beruang, tanduk; cat wajah warna merah, putih, dan biru; celana cokelat dan bertelanjang dada.

"Orang ini membawa tombak, dengan panjang sekitar 6 kaki (hampir 2 meter), dengan bendera Amerika terikat tepat di bawah ujungnya."

Kebenaran dan Tuhan di sisinya

Saya menemui Jake Angeli, juga dikenal sebagai "Dukun Q", dalam sebuah pawai di Phoenix Sabtu lalu untuk berbicara tentang perannya dalam kerusuhan pada hari Rabu, yang ia sebut sebagai "hari yang indah".

Susah mencari waktu, kata dia, karena dia ada janji bertemu dengan FBI terlebih dulu.

Saya tidak terkejut dengan itu. Saya lebih terkejut dengan fakta bahwa dia berpikir dia akan langsung dibebaskan.

Tapi dia tidak gentar karena, ujarnya, dia tidak berbuat salah dan dia punya kebenaran dan Tuhan di sisinya.

Sebelumnya saya bertanya kepada sejumlah pendukung Trump di Tucson jika peristiwa yang mereka lihat pada hari Rabu mengubah opini mereka tentang sang presiden. Tidak, kata mereka, itu aksi damai yang disusupi oleh orang-orang ekstrem kiri.

Saya bertanya kepada Jake Angeli apakah itu yang ia saksikan. Ia menjawab tidak ada anggota Antifa atau organisasi sayap kiri lainnya di dalam atau sekitar gedung Capitol pada 6 Januari. Hanya ada "para patriot yang melakukan apa yang akan dilakukan para pendiri negara kita".

Alasan ia mengetahuinya adalah "karena Antifa adalah pengecut yang tidak memiliki komitmen pada negara mereka dan tujuannya".

Pernyataan itu mengatakan polisi juga telah menahan seorang pria asal Florida yang diyakini telah dipotret membawa mimbar Ketua DPR Nancy Pelosi dari ruangan DPR.

Adam Johnson, 36 tahun, ditahan atas sejumlah dakwaan termasuk pencurian properti pemerintah dan tindakan kekerasan.






Seorang laki-laki tampak membawa mimbar dari ruangan DPR.



Keterangan gambar,


Seorang laki-laki tampak membawa mimbar dari ruangan DPR.




Anggota parlemen dari negara bagian West Virginia, Derrick Evans, juga mendapat dakwaan. Ia dituduh mengunggah video yang menunjukkan dirinya sendiri berdiri di luar gedung Capitol bersama para pendukung Trump, kemudian masuk ke dalam.

Dia ditangkap pada Jumat lalu dan juga dituduh melakukan tindak kekerasan dan perbuatan serampangan di wilayah Capitol, menurut pernyataan Departemen Keadilan.

Lebih dari selusin orang kini telah dijerat dakwaan terkait penyerbuan gedung Capitol. Mereka termasuk seorang pria Alabama yang diduga ditemukan dengan 11 bom Molotov di dekat kerusuhan.

Trump akan turun dari jabatannya dalam 11 hari. Demokrat di DPR berencana mengajukan proses pemakzulan terhadapnya pada hari Senin, atas tuduhan "penghasutan untuk pemberontakan".

Juru bicara Gedung Putih berkata memakzulkan presiden pada tahap akhir ini hanya akan semakin memecah belah negeri.(BBC/bh/sya)


 
Berita Terkait Amerika Serikat
 
DPR AS Lakukan Pemungutan Suara untuk Makzulkan Biden
 
Amerika Serikat Lacak 'Balon Pengintai' yang Diduga Milik China - Terbang di Mana Saja Balon Itu?
 
Joe Biden akan Mengundang Para Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih
 
AS Uji Rudal Hipersonik Mach 5, Lima Kali Kecepatan Suara
 
Sensus 2020: Masa Depan Populasi AS Bercorak Hispanik
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae
TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang
RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Di Depan Jokowi, Khatib Masjid Istiqlal Ceramah soal Perubahan
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]