Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Perdata    
 

Penggugat Dipo Alam Serahkan 10 Bukti
Tuesday 26 Jul 2011 13:37

Istimewa
Gugatan Media Group Rp 101 Triliun Terhadap Dipo Alam

JAKARTA-Tim penasihat hukum Media Group, Purwaning Yanwar menyerahkan 10 bukti yang mengamini adanya instruksi dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam untuk memboikot media yang kritis terhadap pemerintah. Berkas tersebut diserahkan pihak Media Group (penggugat) dalam persidangan perkara tersebut yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (26/7). Mayoritas Bukti tersebut berupa surat-surat.

"Kami mengajukan bukti surat. Ada 10 bukti yang kami ajukan berupa pemberitaan yang memperlihatkan tanya jawab dengan Seskab Dipo Alam di beberapa media," papar kuasa hukum Media Group, Purwaning Yanwar, sesaat setelah persidangan.

Diungkapkan, awalnya Media Group akan menambahkan 2 bukti kunci yang secara tegas memperlihatkan adanya instruksi pemboikotan tersebut. Pertama bukti rekaman suara yang jelas-jelas dari Dipo Alam dengan kata-kata 'saya instruksikan'. Kedua, bukti rekaman gambar saat Dipo Alam mengadakan konferensi pers.

Sayangnya, kedua bukti tersebut ditunda penerimaannya oleh majelis hakim. "Bukti tambahan itu nanti saja diserahkan setelah bukti-bukti yang 10 ini diperiksa, nanti bisa diajukan," kata hakim ketua Pramodhana K. Kusuma Atmadja.

Majelis juga keberatan penghadiran kedua saksi yang telah disiapkan pihak Media Group. Majelis berpegang, pemeriksaan saksi baru dapat dilakukan setelah pemeriksaan dan tanggapan terhadap bukti yang telah diserahkan. Majelis juga mempersilahkan tergugat dalam waktu sepekan untuk menyiapkan tanggapan terhadap bukti yang diserahkan. "Sidang akan dilanjutkan Selasa (2/8) dengan agenda tanggapan bukti surat, para pihak diperintahkan hadir," imbuh Pramodhana.

Sementara itu, penasihat hukum Dipo Alam (tergugat) yang hadir, Yosef Padeoda, menyatakan, pihaknya akan memeriksa dulu sepuluh bukti tersebut. "Itu kan hanya print out pemberitaan. Nanti kami lihat dulu, baru surat dari beberapa media saja," tandas Yosef.

Seperti diketahui, Jumat (25/2), Media Group menggugat Seskab Dipo Alam sebesar Rp 101 triliun. Dalam surat pendaftaran gugatan bernomor 81/PDT.G/ 2011 /PN.JKT.PST itu, Dipo dianggap telah merugikan karena telah menginstruksikan pemboikotan iklan terhadap sejumlah media. Gugatan tersebut didasarkan pada Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum (KUH) Perdata dan Pasal 4 UU No 40/1999 tentang Pers, serta Pasal 52 UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Pada Senin (21/2), Dipo juga mengancam media massa yang mengkritik pemerintah. Dia mengatakan, media yang selalu mengkritik pemerintah tak akan mendapat iklan dari institusi pemerintah. Dipo akan meminta sekretaris jenderal dan humas-humas lembaga negara tak memasang iklan di media bersangkutan.(mio/nas)


 
Berita Terkait
 
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae
TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang
RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Di Depan Jokowi, Khatib Masjid Istiqlal Ceramah soal Perubahan
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]