Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Kriminal    
 
Pemuda Pancasila
Pemuda Pancasila Geruduk Kantor Radar Bogor
Tuesday 09 Oct 2012 00:16:26

Ratusan Pemuda Pancasila yang menggeruduk Kantor Radar Bogor (Foto: Ist)
BOGOR, Berita HUKUM - Sedikitnya 500 anggota Pemuda Pancasila Bogor menggeruduk kantor surat kabar Radar Bogor di Gedung Graha Pena, Jalan Abdullah bin Nuh, Taman Yasmin, Bogor Barat, Jawa Barat, Senin, (8/10), sebagaimana yang dilansir Kompas.com. Massa berseragam loreng oranye itu melakukan protes menyusul pemberitaan berjudul "Dunia Mengecam Pemuda Pancasila" pada edisi Senin, 1 Oktober 2012.

Ketua Majelis Pertimbangan Cabang Pemuda Pancasila Kota Bogor, M Beninu Argoebie, menilai pemberitaan tersebut sangat tendensius dan tidak sesuai fakta. Pemberitaan dipandang manipulatif, menyesatkan, dan sudah mengarahkan opini publik. Apalagi, berita dimuat di headline di koran lokal Group Jawa Pos ini.

"Kami menolak hak jawab. Bukan kami tidak tahu Undang-Undang Pokok Pers, namun kami paham ada yang salah dengan pemberitaan Radar Bogor itu," kata Beninu yang memimpin aksi demo tersebut.

Dia menuding Radar Bogor telah kebablasan dalam penayangkan berita. Dewan redaksi dinilai tidak menyajikan fakta, tapi lebih suka membuat berita tendensius dan sensasional. Pemuda Pancasila , kata dia, tidak menyalahkan Radar Bogor, namun hanya menuntut pertanggungjawaban Pememimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Redaktur Radar Bogor. "Karena telah dizolimi, maka kami menuntut pimpinannya meminta maaf."

Perwakilan Pimpinan Radar Bogor, Nihrawati AS menyampaikan permohonan maaf, terlebih jika pemberitaan Radar Bogor edisi Senin lalu itu telah melukai hati dan perasaan Ormas Pemuda Pancasila. "Kami atas nama perwakilan pimpinan Radar Bogor minta maaf," ujar Nihrawati yang berdiri di belakang barikade Polisi.

Aksi demo bermula dari film "The Act of Killing" yang diputar di Festival Film Toronto. Film ini bercerita tentang situasi pasca Gerakan 30 September 1965. Pada film tersebut digambarkan pembunuhan terhadap sejumlah anggota PKI yang dilakukan para pemuda di Medan, termasuk oleh anggota Pemuda Pancasila.

Demo berakhir setelah adanya kesepakatan antara pimpinan Radar Bogor dan Ketua MPC Pemuda Pancasila, Beninu. Semula Pemuda Pancasila meminta lima butir, di mana salah satunya Radar Bogor harus meminta maaf di koran regional, namun setelah negoisasi disepakati, hanya di Radar Bogor dan koran regional. Sedangkan permintaan maaf di koran nasional diganti dengan pemberitaan kegiatan Pemuda Pancasila selama satu bulan di Radar Bogor dengan ukuran seperempat halaman.

Unjuk rasa sempat memanas, ketika salah satu pimpinan di Radar Bogor, Faturachman S Kanday, hendak menuju mobil massa. Tiba-tiba terjadi kericuhan. Faturachman dan massa sempat saling dorong. Situasi mereda, setelah Ketua MPC Pemuda Pancasila turun dari mobil dan meminta anggotanya duduk.

Kepolisian Resort Bogor Kota mengerahkan sebanyak 150 personil untuk mengamankan aksi demo yang berlangsung sejak pukul 14.00 hingga pukul 17.00 itu.(bhc/kcm/rt)




 
Berita Terkait Pemuda Pancasila
 
Pemuda Pancasila PAC dan Srikandi Sawah Besar Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Mangga Dua Selatan
 
Pemuda Pancasila Kaltim Gelar Jalan Sehat, Sebar 20 Ribu Kupon Berhadiah Mobil dan Umroh
 
Gugus Tugas PP Jaktim Bersama Indika Foundation Sosialisasi Pencegahan COVID-19
 
Pemuda Pancasila Semprot Disinfektan di Sekitar Pasar Cegah COVID-19
 
Terkait Pengadilan IPT 1965, Pemuda Pancasila Lakukan 'Clearance'
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan
Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi
10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang
Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan
Untitled Document

  Berita Utama >
   
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi
Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan
Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang
Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi
Terdakwa Korupsi Kasus Timah Harvey Moeis Divonis Penjara Menjadi 20 Tahun
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]