BALI, Berita HUKUM - Dampak perubahan iklim sangat dirasakan oleh masyarakat dunia tidak terkecuali Indonesia, Pertanian salah satu sektor yang menerima dampak tidak ringan. Ancaman penurunan hasil pertanian bahkan sampai gagal panen menjadi momok menakutkan. Salah satunya adalah Pertanian di Provinsi Bali yang dihadapkan pada masalah yang tidak sederhana, faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu dapat mempengaruhi ikon Bali sebagai salah satu Sentra pangan nasional.
Mengacu pada UU No. 31 Tahun 2009 Tentang MKG Bab XIV Pasal 88 dan 89 yaitu Hak Peran serta Masyarakat dalam peningkatan kegiatan MKG serta Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2011 tentang pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi iklim ekstrim. Manfaat dari SLI ini membuat World Meteorology Organization (WMO) mengadopsi untuk menjalankan program adaptasi iklim dibidang pertanian dunia,, karena sasarannya, SLI mengena ke masyarakat yang mata pencahariannya sangat tergantung pada iklim. Oleh karena itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Negara menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim Tahap III provinsi Bali Tahun 2014 bertempat di Balai Benih Palawija Banyupoh Kecamatan Gerkgak Kabupaten Buleleng, Selasa (15/4).
Kegiatan SLI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap informasi iklim, meningkatkan ketrampilan petani dalam kegiatan budidaya tanaman dengan mempertimbangkan unsur cuaca dan iklim dan meningkatkan kemampuan petani dalam antisipasi menghadapi iklim ekstrim, kata Nuga Putrantijo Kepala Stasiun Klimatologi Negara Bali, dalam Laporan Penyelenggaraan.
Secara resmi SLI Tahap III dibuka oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya M. Eng, dalam Sambutan Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan bahwa BMKG telah mengadakan Sekolah Lapang Iklim di 25 propinsi di Indonesia, oleh karenanya Badan Meteorologi Dunia (WMO) menganggap bahwa SLI yang BMKG lakukan menjadi contoh oleh negara Filiphina dan berbagai negara lain yg ingin menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim.
Acara pembukaan yang dihadiri oleh Bupati buleleng yang diwakili oleh Kadis Pendidikan Kab. Buleleng Bali, KUPT Balai Induk Tanaman Pangan Luwus, Kepala BBMKG Wil. III Bali dan Para KUPT di Lingkungan BBMKG Wil. III.
kegiatan yang berlangsung selama 1 (satu) musim tanam dengan 11 kali pertemuan diikuti 25 orang kelompok Tani di kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dengan Materi Utama SLI ini terdiri dari Praktek Lapang yaitu pengamatan agroekosistem meliputi pengamatan dan pengukuran unsur cuaca, pertumbuhan tanaman, serta hama penyakit tanaman. Sementara tanaman yang dipilih adalah komoditas Jagung, sedangkan SLI - I dan SLI - 2 telah dilaksanakan secara Indoor yang sifatnya Training of Trainer (TOT).
Tentunya SLI yang diselenggarakan BMKG menjadi harapan bagi para petani untuk dapat beradaptasi terhadap iklim ekstrim, mengurangi dampak kerugian dan meningkatkan produksi pertanian yang pada ujungnya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi petani.(rh/wbi/bmkg/bhc/sya)
|