JAKARTA, Berita HUKUM - Data mengejutkan dikeluarkan Bank Dunia (World Bank) tentang daftar 10 besar negara berpendapatan rendah dan menengah dengan utang luar negeri (ULN) terbesar. Di mana nama Indonesia ikut masuk di dalamnya.
Berdasarkan laporan bertajuk International Debt Statistics 2021, Indonesia berada di posisi ke-6 negara berpendapatan rendah menengah dengan utang besar. Negara lainnya adalah Argentina, Brasil, India, Meksiko, Afrika Selatan, Thailand, Turki, dan Rusia.
Data ini turut dikomentari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule. Menurutnya, data ini menjadi gambaran bagaimana Indonesia dikelola selama ini.
"Apalagi yang mau didebat dari fakta ini, 'Top 10'," sindirnya kepada redaksi, Kamis (15/10).
Iwan Sumule hanya memprediksi bahwa pemerintah akan berkilah dengan baik. Setidaknya, pemerintah akan mengatakan bahwa kondisi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain yang berada di peringkat lebih bawah.
Kondisi serupa dilakukan saat pemerintah memberi gambaran mengenai sebaran virus corona di tanah air. Di mana selalu disebutkan bahwa kondisi Indonesia lebih baik ketimbang negara lain. Begitu juga dalam mengatasi dampak ekonominya.
"Suka tidak suka, Pak Jokowi ada benarnya juga. Kalau kata dia, RI lebih baik dibanding negara lain (9 negara, red). Iya nggak sih?" sindirnya
Sementara, dalam catatan Bank Dunia, posisi utang luar negeri Indonesia pada tahun 2019 mencapai US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun (kurs Rp 14.775). Angka tersebut naik tipis (5,9%) dari posisi utang luar negeri di tahun 2018 yakni US$ 379,58 miliar atau sekitar Rp 5.608 triliun dengan nominal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sama.
Namun, apabila dibandingkan posisi utang luar negeri Indonesia tahun 2019 dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya yakni 2009 ada peningkatan hingga 124%. Adapun posisi utang luar negeri Indonesia pada tahun 2009 sebesar US$ 179,40 miliar atau sekitar Rp 2.605 triliun (dengan kurs saat ini).
Bank Dunia mencatat, rasio utang luar negeri Indonesia tahun 2019 terhadap ekspor ialah 194%. Sementara, rasio utang terhadap gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto sebesar 37%. Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap pendapatan nasional bruto dari tahun ke tahun memang berada di sekitaran level tersebut, yakni 2009 34%, 2015 37%, 2016 35%, 2017 36%, dan 2018 37%.
Dari total itu, utang luar negeri Indonesia tahun 2019 lebih didominasi oleh utang jangka panjang yakni mencapai US$ 354,54 miliar atau sekitar Rp 5.238 triliun. Sementara, utang luar negeri jangka pendek hanya sebesar US$ 44,79 miliar atau sekitar Rp 661 triliun.
Dilihat dari kategori krediturnya, utang luar negeri 2019 terbesar berasal dari sektor swasta yakni sebesar US$ 181,25 miliar atau sekitar Rp 2.678 triliun, sementara dari penerbitan surat utang sebesar US$ 173,22 miliar atau sekitar Rp 2.559 triliun.
Secara keseluruhan, Bank Dunia Mencatat total utang luar negeri dari negara-negara tersebut kecuali China mencapai US$ 3,6 triliun atau sekitar Rp 53.184 triliun, atau naik 4,6% dibandingkan tahun 2018. Akumulasi utang negara-negara tersebut, di luar China, menyumbang hampir 60% dari total utang luar negeri seluruh negara berpenghasilan rendah-menengah kecuali China. Sementara, utang luar negeri China menyumbang 26% dari total utang luar negeri negara-negara berpenghasilan rendah-menengah.
Daftar 10 Negara Pendapatan Rendah-Menengah dengan Utang Terbesar:
1. China US$ 2,1 triliun
2. Brasil US$ 569,39 miliar
3. India US$ 560,03 miliar
4. Rusia US$ 490,72 milar
5. Meksiko US$ 469,72 miliar
6. Turki US$ 440,78 miliar
7. Indonesia US$ 402,08 miliar
8. Argentina US$ 279,30 miliar
9. Afrika Selatan US$ 188,10 miliar
10. Thailand US$ 180,23.(dbs/RMOL/detik/bh/sya) |