JAKARTA, Berita HUKUM - Terkait menyambut agenda politik menjelang Pilkada Serentak 2017 dan Pileg serta Pilpres 2019, pada Rabu (24/8) siang diselenggarakan deklarasi Rumah Amanah Rakyat yang bertujuan untuk mencerahkan masyarakat memilih pemimpin yang Pancasilais, jujur, bersih, tegas, cerdas dan beradab, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. lokasi Rumah Amanah Rakyat terletak di Jl. Cut Nyak Dien No. 05, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Gerakan tersebut dipimpin oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, dengan dimulai dan ditandai dengan pemotongan tumpeng dilakukan oleh Lili Wahid. Nampak dari pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi acara prosesi peresmian Rumah Amanat Rakyat sejumlah puluhan Aktivis, politisi, tokoh masyarakat, Ormas Pemuda Panca Marga, Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS),Laskar Peta, mantan menteri, bahkan juga bakal calon gubernur DKI Jakarta menghadiri acara tersebut, seperti; Lili Wahid, Irjen Pol (Purn) Taufiequrachman Ruki mantan Ketua KPK RI, Mayjend TNI (Purn) Prijanto mantan wagub DKI Jakarta, Heppy Trenggono, M. Hatta Taliwang, Djoko Santoso mantan Panglima TNI, Eki Pitung salah satu ketua Bamus Betawi,Djoko Edhi Abdurahman mantan anggota DPR RI komisi III,Lieus Sungkarisma, Ratna Sarumpaet, Rizal Ramli, Hj.Lulung Lunggana dan Yusril Ihza Mahendra, bahkan nampak pula hadir perwakilan warga masyarakat DKI Jakarta korban penggusuran, baik yang dari Kampung Pulo, Kampung Aquarium Pasar Ikan, dan Kalijodoh, dll.
Lily Wahid mantan anggota DPR RI periode 2009-2014, yang merupakan adik mantan Presiden RI Abdurahman Wahid (Gus Dur) menyampaikan bahwa "Mudah mudahan ini merupakan langkah maju ke depan untuk bangsa dan negeri ini. Semoga perjuangan kita kedepan diridoi oleh Allah SWT. Ini lambang kita bersama-sama dengan saudara saudara kita yang teraniaya dan kita berjuang untuk mereka semua," jelasnya, seraya memberi himbauan dan mengingatkan masyarakat, yang kini semakin banyak warga menderita akibat penggusuran.
"Rumah Amanah Rakyat untuk kita semua, saya kira tidak perlu mewah mewah. Ini untuk memenuhi aspirasi rakyat, memenuhi amanah rakyat," ujar Putri Pahlawan Nasional KH Wahid Hasyim itu.
Sementara itu, mantan Ketua KPK RI, Taufiequrachman Ruki, mengutarakan kekhawatirannya dimana dirasa kedaulatan, kemandirian yang sudah tidak ada. "Bagi yang merasa pemimpin yang Pancasilais, jangan pura-pura jujur, Terbukalah. Saya ini mantan penyidik, mantan penegak hukum, Jangan tajam ke bawah, namun tumpul ke atas," tegasnya, Rabu (24/8).
Ruki mengingatkan, jangan sampai Indonesia kedepannya nanti memiliki pemimpin yang berjiwa tidak nasionalis. Ibarat menurutnya seperti para oknum pengemplang pajak disini. Setelah lahir disini, kawin disini malahan bilang 'bapak angkat' disini saat berada di negara lain. "Maka itu marilah saudara-saudara, Mari kita rebut kembali kepemimpinan kita, terutama yang Pancasilais," cetusnya.
Sementara, Ferdinand Hutahaean selaku pengurus Rumah Amanah Rakyat menyampaikan, kalau ini bukanlah merupakan wadah Parpol, namun hanya wadah masyarakat saja ini. "Rumah Amanat Rakyat bermaksud mencerahkan masyarakat memilih pemimpin Pancasilais yang jujur, bersih, cerdas, tegas dan beradab, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah," ungkapnya, pada awak media saat diwawancarai usai prosesi simbolis pemotongan tumpeng deklarasi Rumah Amanat Rakyat itu.
"Siapapun kriteria tergantung dan silahkan masyarakat itu sendiri yang memilih. Soalnya, pemimpin adalah masa depan kita, bila salah adalah kehancuran yang akan kita dapat," ujarnya.
Ferdinand mengatakan, sejauh ini bila pemimpin yang kriterianya tidak sesuai dengan kriteria ditentukan itu, diharapkan para pemilih (masyarakat) dapat menyadari dan memahami nantinya.
Ferdinand mengatakan, akan hanya melakukan kegiatan, terutama sosialisasi, penyebaran spanduk. Seperti kebutuhan kriteria pemimpin seperti apa, dan banyak kategorinya lagi. Program itu akan dilaksanakan dimulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan nantinya.
"Kami berupaya Rumah Amanat Rakyat hadir di tengah masyarakat. Nantinya, kami tidak meminta sumbangan kemanapun, ini murni dan bentuk keprihatinan kita dengan pemimpin yang sekarang," pungkasnya.(bh/mnd)
|